15 Agustus 2009

The Aesthetics of Batak Ornaments

WARTA WEDDING - BILA pernikahan gaya Jawa seakan identik dengan elemen dekorasi berbentuk gebyog kayu penuh detail ukiran, atau bentuk rumah Joglo, bagaimana dengan dekorasi yang mencerminkan karya budaya Sumatera Utara, khususnya etnis Batak ?

Mempertahankan sentuhan adat dalam suatu tema dekorasi pernikahan tentunya bukan hal sederhana. Selain perlu mengenali lebih dahulu apa yang menjadi ciri dan karakter khas dari suatu adat etnik tertentu, juga perlu menuangkannya ke dalam setiap elemen dekorasi agar tampak menyatu secara harmonis.

Ornamen Gorga

Desain rumah tradisional Batak Toba menjadi salah satu inspirasi dekorasi pernikahan, karena memiliki konsep-konsep yang menggambarkan peradaban manusia secara utuh dan total. Ukiran ornamen khas Batak Toba atau biasa disebut gorga bermotif garis geografis, pakis, dan rotan berduri menjadi salah satu detail yang mudah dikenal bila pernikahan berlangsung secara adat Batak Toba.

Begitu pula hiasan bermotif binatang cicak, kepala singa yang dimaksudkan untuk menolak bahaya. Hiasan ini ada yang berupa ukiran kemudian diberi warna, ada pula yang berupa gambaran saja.

Sedangkan warna yang digunakan selalu hitam, putih dan merah.Konsep rumah panggung tinggi dengan penyanggahnya kokoh dibuat dari kayu pun juga menjadi inspirasi dekorasi yang menarik. Demikian pula tipe khas atap rumah adat Batak Toba yang melengkung serta bagian depan dilekatkan tanduk kerbau menjadi salah satu inspirasi untuk dekoratif pesta pernikahan.

Ornamen Mandailing


Salah satu sub etnik di Sumatera Utara adalah Mandailing, di mana masyarakatnya secara turun temurun mendiami wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Selain memiliki ragam tradisi tersendiri, ornamen dan detail yang kerap dipergunakan dalam acara pernikahan pun tampak beda.

Biasanya menggunakan elemen dekoratif dalam detail yang cukup rumit dan warna-warni, perpaduan keemasan, merah, kuning, hijau dan hitam. Ragam ornamen pun sekilas mirip dengan dekoratif dari Melayu, Aceh maupun Minang, yang lebih banyak menggambarkan benda-benda alam seperti matahari, bulan, bintang, dan bunga-bungaan.

Dan fungsi utama dari ornamen tersebut bukan sekadar sebagai hiasan, tetapi berfungsi simbolik untuk menunjukkan banyak hal yang berkaitan dengan nilai budaya dan pandangan hidup masyarakat Mandailing yang menuju pada kemuliaan dan kebahagiaan. (cok/dwc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails